Inilah Terapi Cedera Olahraga dengan Benar


cedera olahragacedera olahraga

Aktivitas olahraga tentu sangat baik untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh. Namun tidak sedikit ditemukan kasus orang yang justru mengalami cedera saat melakukan olahraga, sehingga mengganggu berbagai aktivitas sehari-hari lainnya. Hal ini sebenarnya tidak perlu terlalu dicemaskan, sebab ada terapi cedera olahraga yang cukup mudah dilakukan.

Kasus cedera dapat dialami oleh siapa saja, bahkan atlet sekalipun juga kerap mengalaminya. Biasanya ini terjadi diakibatkan oleh berbagai faktor seperti tidak melakukan pemanasan sebelumnya, olahraga yang berlebihan dan sebagainya. Keseleo atau terkilir merupakan dua jenis cedera yang paling banyak dialami oleh orang-orang.

Mengenal Cedera Olahraga

Cedera olahraga adalah cedera yang dialami saat melakukan aktivitas olahraga. Risiko ini bisa menimpa siapa saja, terlebih mereka yang jarang melakukan olahraga atau tidak melakukan teknik dengan tepat.

Tingkat cederanya sendiri juga bervariasi. Dari yang ringan hingga serius yang membutuhkan penanganan khusus dari dokter ortopedi. Bahkan tidak jarang yang harus menjalani operasi supaya bisa pulih dari cedera tersebut.

Cedera olahraga harus diatasi dengan benar, supaya tidak menimbulkan masalah kesehatan lain di kemudian hari. Apabila hal ini tidak dilakukan, bukan tidak mungkin dapat memunculkan gejala yang berulang yang pada akhirnya menyebabkan disabilitas dalam hubungannya dengan olahraga.

Penyebab Cedera Olahraga

Cedera olahraga dapat bersifat akut atau kronis yang bisa berkembang seiring waktu. Untuk cedera ringan biasanya akan sembuh cukup dengan beristirahat dan tidak melakukan olahraga untuk sementara waktu. Namun jika cedera ini tidak kunjung sembuh, sebaiknya segera melakukan terapi cedera olahraga atau bisa langsung berkonsultasi dengan dokter ahli.

Cedera ini bisa terjadi pada jaringan tubuh, seperti persendian, otot, tendon dan kulit yang diakibatkan karena tubuh tidak mampu lagi melakukan beban latihan. Penyebab cedera sendiri dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu overuse injury dan traumatic injury

Berikut adalah penjelasan selengkapnya.

  • Overuse injury adalah jenis cedera olahraga yang diakibatkan oleh gerakan berulang yang dilakukan terlalu banyak dan cepat.
  • Traumatic injury adalah jenis cedera olahraga yang diakibatkan oleh benturan atau gerak tubuh yang melebihi kemampuan.

Jenis Jenis Cedera Olahraga

Perlu diketahui, cedera olahraga tidak hanya sebatas keseleo atau terkilir saja, sebab ada banyak jenis cedera lain yang umum dialami. Berikut adalah beberapa jenis diantaranya:

1. Gegar Otak

Gegar otak biasanya terjadi akibat benturan di kepala saat. Tanda yang bisa diamati saat mengalaminya adalah sakit kepala yang disertai mual dan muntah. Untuk olahraga yang berisiko mengakibatkan cedera gegar otak diantaranya ada sepak bola, tinju dan basket.

  Tips Diet yang Aman Bagi Tubuh

Bisa dikatakan, cedera ini tergolong ringan, karena tidak membahayakan nyawa ataupun merusak otak, namun jika terjadi berulang hal ini bisa mengubah struktur otak hingga kerusakan yang bersifat permanen.

2. Patah atau Retak Tulang

Ketika terjatuh ataupun terlempar saat melakukan olahraga sangat berisiko mengalami retak hingga patah tulang. Tidak hanya disebabkan oleh trauma yang diakibatkan oleh benturan saja, namun jika terlalu sering menggunakannya juga bisa mengakibatkan retakan kecil.

Umumnya, cedera jenis ini dialami oleh mereka yang berolahraga lari dan senam. Cedera retak  dan patah tulang ini biasanya terjadi pada anggota tubuh, seperti lengan tangan dan kaki

3. Dislokasi

Dislokasi adalah kondisi cedera pada tulang yang bergeser atau terlepas dari sendi. Ini bisa terjadi pada semua sendi, namun yang paling sering terjadi di siku, bahu, lutut, panggul dan jari. Cedera ini termasuk berat dan harus segera ditangani supaya tidak menjadi cacat permanen.

4. Sprain

Sprain merupakan cedera ligamen (jaringan ikat yang menghubungkan dua tulang pada satu sendi) yang umumnya diakibatkan oleh peregangan berlebihan ataupun gerakan sendi yang tidak alami. Cedera jenis ini bisa terjadi di beberapa bagian tubuh, seperti lutut, pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Gejala paling umum saat merasakan cedera sprain adalah bengkak, nyeri dan gangguan mobilitas.

5. Otot Tegang

Salah satu cedera yang dialami jika tidak melakukan pemanasan sebelum olahraga adalah otot tegang atau kram. Risiko cedera ini semakin besar, jika jenis olahraga yang akan dilakukan memiliki intensitas tinggi. Otot tegang ini juga bisa terjadi terjadi di bagian tubuh mana saja yang ditandai dengan kontraksi otot secara tiba-tiba serta rasa nyeri dan sulit bergerak. 

 

6. Cedera Punggung

Tidak melakukan pemanasan sebelum olahraga dan pendinginan setelahnya sangat berisiko mengalami cedera punggung yang mencakup retak tulang belakang, nyeri pinggang, saraf tulang belakang dan pergeseran sendi. Untuk mengatasi cedera ini bisa dengan beberapa cara. Misalnya beristirahat, memberikan kompres dingin, melakukan peregangan setelah rasa nyeri reda dan sebaiknya hindari gerakan membungkuk atau mengangkat barang berat.

7. Luka

Cedera olahraga juga bisa berupa luka, lecet dan memar pada kulit. Cedera luka ringan bisa sembuh dengan sendirinya, namun untuk luka kategori berat harus segera berkonsultasi dengan dokter.

8. Pembengkakan

Pembengkakan ini umumnya terjadi pada otot, akibat reaksi tubuh terhadap trauma atau cedera. Tubuh merespon dengan meningkatkan aliran darah di bagian yang terluka, sehingga mengakibatkan pembengkakan yang disertai rasa kekakuan dan nyeri.

Cara Mengatasi Cedera Olahraga yang Benar

Terapi cedera olahraga adalah salah satu cara yang paling umum dipilih dalam mengatasi cedera olahraga. Namun penanganan yang sebaiknya harus disesuaikan dengan jenis cedera dan tingkat keparahannya. Jika menyesuaikan aturan medis, untuk penanganan utama cedera olahraga ini terdapat 5 cara, yaitu.

1. Proteksi (Protection)

Proteksi ini merupakan perlindungan bagian tubuh yang mengalami cedera yang bertujuan untuk mencegah supaya cedera tidak semakin parah. Proteksi ini bisa dengan menggunakan bantuan alat seperti spalk dan kruk.

  Strategi Olahraga Untuk Meningkatkan Sistem Imun

2. Istirahat (Rest)

Istirahat adalah cara paling simpel untuk penyembuhan bagian tubuh yang mengalami cedera. Namun jika cedera yang dialami tidak kunjung membaik, maka segera berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan yang lebih tepat.

3. Kompres Dengan Es (Ice)

Mengompress bagian tubuh dengan es bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan mencegah terjadi pembengkakan. Sebaiknya kompres es dilakukan pada penanganan awal setelah terjadi cedera. Hindari kontak langsung antara es dengan kulit supaya tidak terjadi trauma pada kulit.

4. Balut Kompresi (Compression)

Untuk mengurangi pembengkakan atau membatasi gerakan di area yang cedera bisa melakukan balut kompresi dengan menggunakan perban elastis. Penggunaan alat perban elastis di area yang cedera ini tidak boleh ditarik terlalu berlebihan supaya hasil kompresi nantinya bisa terasa maksimal. Apabila merasa kesemutan dengan warna pucat di bagian bawah area yang terpasang perban, itu artinya ikatan perban terlalu kuat dan sebaiknya dikendurkan.

5. Tinggikan (Elevation)

Cara mengatasi cedera olahraga yang terakhir adalah dengan meninggikan area cedera untuk mengurangi pembengkakan, sehingga rasa nyeri juga bisa berkurang dan pemulihan lebih awal dapat dilakukan. Pertama yang dilakukan adalah memposisikan bagian tubuh yang cedera lebih tinggi dari pada jantung. Terapi cedera olahraga ini sangat berguna pada 48 jam pertama setelah ada bagian tubuh yang mengalami cedera. 

Pencegahan Cedera Olahraga

Cedera olahraga dapat terjadi kepada siapa saja, bahkan atlet atau olahragawan profesional sekalipun. Berjalan kaki saja juga dapat menyebabkan cedera. Namun hal ini tidak boleh menimbulkan perasaan cemas yang berlebihan atau membuat Anda takut melakukan olahraga. Untuk mengurangi berbagai risiko cedera olahraga tersebut, berikut adalah beberapa pencegahan yang bisa dilakukan.

1. Pastikan Kondisi Tubuh Prima

Sebelum melakukan olahraga, pastikan tubuh Anda prima dan sehat. Bagi yang memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, jantung dan stroke, sebelum olahraga sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis terkait.

2. Olahraga Sesuai Kemampuan

Sebelum olahraga, sebaiknya Anda membuat rencana serta eksekusi secara cermat dengan memilih jenis olahraga sesuai kemampuan. Namun jika ingin lebih aman, Anda bisa konsultasi dengan dokter atau pelatih pribadi untuk menentukan jenis olahraganya.

3. Usahakan Untuk Selalu Terhidrasi

Sekalipun olahraga yang dilakukan berada di ruangan yang sejuk atau ber-AC, tetap jaga kebutuhan cairan dalam tubuh supaya tidak dehidrasi. Sediakan minuman isotonik untuk mengganti elektrolit di dalam tubuh jika jenis olahraga yang dilakukan berintensitas tinggi.

4. Perhatikan Rasa Sakit

Ketika sedang olahraga, perhatikan rasa sakit sekecil apapun yang dirasakan. Apabila tubuh merasakan nyeri atau sakit, sebaiknya hentikan terlebih dahulu olahraga tersebut dan mintalah masukan pada profesional atau ahli di bidangnya.

5. Variasikan Gerakan Olahraga

Olahraga akan berubah tidak menyehatkan apabila terlalu sering melakukan gerakan olahraga yang sama secara rutin atau setiap hari. Sebaiknya variasikan olahraga Anda dengan menjadwalkan waktu untuk beristirahat di sela hari olahraga supaya terhindar dari cedera.

Cedera saat melakukan aktivitas olahraga memang hal yang biasa terjadi serta dapat diatasi. Namun jika berbagai terapi cedera olahraga sudah dilakukan dan tidak ada perubahan yang signifikan, sebaiknya segera hubungi dokter ahli. Selain itu, Anda juga bisa berkonsultasi dengan tim Fitness Indonesia untuk mendapatkan solusi dan penanganan terbaik masalah cedera yang Anda alami.

Baca Juga :  Mengenali Alat Fitness dan Fungsinya untuk Pemula