5 Untung & Rugi Berkebun Sistem Wicking Bed
Apa itu berkebun sistem wicking bed?
Wicking bed itu artinya bantalan/alas ber sumbu. Jadi pada dasarnya, berkebun sistem wicking bed itu sama dengan menanam didalam pot tanaman otomatis (self watering pot) di mana persediaan air berada di bagian bawah pot yang kemudian meresap ke atas melalui tanah karena hukum kapiler.
Nah bedanya disini adalah ukurannya yang dibikin besar. Wicking bed bisa dibikin jauh lebih besar dari self watering pot. Biasanya ukurannya adalah lebih dari 1 x 1 meter agar bisa menanam sayuran dengan lebih efektif.
Keuntungan Dan Kekurangan Berkebun Sistem Wicking Bed
Ada beberapa keuntungan dari berkebun dengan sistem wicking bed dibanding sistem tabulampot atau hidroponik sederhana misalnya, mari kita simak penjelasan singkat dibawah ini:
- Hemat air, sebab air yang kita siraman tidak langsung hilang diserap tanah, melainkan ditampung dalam kompartemen dibawah media tanam untuk kemudian di konsumsi secara perlahan oleh tanaman kita.
- Minim perawatan, dengan sekali kasih air, rata2 wicking bed bisa bertahan sampai 2 minggu lho. Cocok buat anda yang suka traveling tanpa kuatir kebun jadi kering kurang air tho?
- Bisa tanam lebih rapat sebab ketersediaan nutrisi dan air yang terjamin.
- Lebih mudah mengendalikan hama seperti rumput, bekicot, atau hama perusak akar.
- Bisa diletakkan dimana saja, bahkan didalam ruangan sekalipun. Anda pemilik apartemen kecil yang mau nekat bikin taman indoor? silahkan pake sistem ini saja…
Kalau kekurangan dari sistem ini adalah sebagai berikut:
- Agak susah bikinnya, perlu pengalaman dan pengetahuan agar tidak bocor, atau tanah media tanam terlalu becek, atau masalah lainnya.
- Lumayan mahal bikinnya, kita harus beli atau bikin kotak dan plastik tebal tempat media dan air diletakkan nantinya
- Tidak untuk semua jenis tanaman, menurut kami hanya sayur yang tidak terlalu besar tumbuhnya yang ideal disini. Kalau pohon buah gitu misalnya…bisa sih, tapi ya maksa banget.
- Kalau sudah jadi, bisa rusak lho…misalnya kalau anda membuat pasak buat tomat, kalau sampai terlalu dalam menancapkannya, bisa tembus plastik pelapis dan menjadikan bocor lho.
- Meskipun pada dasarnya simple dan sangat mudah, tapi kalau mau bikin wicking bed yang sesuai dengan keinginan anda memang perlu try and error. Tidak bisa langsung baca artikel, bikin dan jadi.
Cara Membuat Wicking Bed
Sekarang anda sudah tau kelebihan dan kekurangan siste wicking bed, masih mau bikin? Kalau masih, berikut adalah cara membuat wicking bed yang simple2 saja.
Dalam konstruksi wicking bed, kita memerlukan 2 komponen utama yakni kotak tempat menampung media tanam dan air, dan juga plastik pelapis untuk penampungan air.
Untuk kotak penampungan, kita bisa membuat dari papan kayu atau pakai lembaran GRC dengan rangka baja ringan. Selain itu, kita juga bisa pakai tabung IBC yang dipotong jadi 2 bagian. Kalau pakai tabung IBC, kita sudah tidak perlu plastik pelapis lagi karena IBC sendiri kan tabung air.
Untuk plastik pelapis air, kita bisa pakai terpal atau kalau mau awet banget bisa pake pond liner. Terpal yang dipakai kalau bisa yang semi karet atau terpal tebal lainnya ya, sebab kalau terpal tipis, kita khawatir gampang bocor karena akar dll.
Oke, disini anggaplah kita bikin pakai kotak kayu dan plastik ukuran 1 x 2 meter ya. Bahan2 lain yang diperlukan adalah sbb:
- Pipa pralon untuk intake, 3 inch sudah cukup.
- Knee untuk pipa pralon
- Karpet geotextile/karpet tebal lainnya
- Gunting, lem pralon, mata dan mesin bor dll
- Batu kali, bisa juga pakai lava rock
- Media tanam favorit anda
1. Step pertama adalah bikin kotak kayu, tingginya kurang lebih 20 cm untuk penampungan air, dan 30 cm untuk media tanamnya. total 50 cm. ini ukuran minimal ya.
2. Lapisi kotak kayu dengan platik pelapis. Atur sedemikian rupa biar rapi lipatan2nya supaya meminim kan resiko bocor.
3. Lobangi pipa pralon dengan mata bor 5 mm, yang banyak ya biar mirip mesh, ini nanti jadi jalur air masuk.
4. Sambung pipa belubang dengan pipa non lobang dengan knee hingga membentuk “L”, lalu pasang didalam kotak kayu dengan pipa belubang berada dibagian dasar.
5. Masukkan batu kali atau lava rock dan ratakan sampai kurang lebih 20 cm tingginya. kompartemen pipa dan batu ini adalah berfungsi untuk penampungan air.
6. Setelah rata, lapisi batu tadi dengan karpet tebal, lebih bagus pakai geotextile biar lebih kuat. Fungsi karpet ini adalah mencegah media tanam dan akar untuk masuk kedalam kompartemen air.
7. Masukkan media tanam favorit anda, dan biarkan selama kurang lebih seminggu supaya air bisa naik sampai ke media tanam.
8. Cek media tanam dengan cara menggali sedikit dan melihat kelembabannya, kalau sudah lembab, berarti sudah siap untuk ditanami.
Video bikin wicking bed versi bule aussie favorit saya mbah rob bob bagus juga ini.
Teknik berkebun wicking bed memang bukan solusi berkebun untuk semua orang, dan memang ada kekurangannya. Namun jika kita pintar meng aplikasikannya, kita bisa memanfaatkan manfaatnya sebaik-baiknya sambil menghindari kerugian.
Kalau menurut saya, berkebun sistem wicking bed paling cocok untuk menanam sayuran yang berumur pendek seperti sawi, tomat atau cabe yang cuma bertahan satu musim kemudian mati.
Bagaimana menurut anda, silahkan tinggalkan kritik dan saran dikolom komentar ya, atau bahkan anda sudah punya pengalaman tentang berkebun sistem wicking bed. Yuk berbagi? terima kasih…