Tiga Cara Menghindari Penipuan Qris
Di era digital saat ini, transaksi keuangan menjadi lebih mudah dan cepat berkat teknologi Qris (Quick Response Code Indonesia Standard).
Transaksi Qris di Indonesia pada 2024 melesat 226,54 persen dalam setahun terakhir, dengan 50,50 juta pengguna dan 32,71 juta merchant.
Bank Indonesia (BI) terus memperkuat infrastruktur pembayaran digital untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Namun, transaksi yang terus melonjak serta kemudahan yang ditawarkan Qris nyatanya membuka peluang bagi penipu untuk melakukan kejahatan
Berikut adalah tiga hal yang harus dihindari untuk meminimalisir risiko terkena penipuan Qris.
1. Pastikan Sumber
Sebelum melakukan scan pada kode Qris, pastikan bahwa sumbernya jelas dan terpercaya.
Periksa apakah kode tersebut berasal dari merchant resmi atau institusi yang sudah dikenal.
Jangan tergoda untuk memindai kode QR yang tidak jelas asal-usulnya atau yang ditemukan di internet tanpa verifikasi yang memadai.
2. Perhatikan Detail Transaksi
Saat melakukan transaksi, perhatikan detail yang muncul di aplikasi pembayaran Anda. Pastikan nama dan tujuan pembayaran sesuai dengan merchant atau pedagang yang seharusnya.
Jangan lanjutkan transaksi jika ada ketidaksesuaian, seperti perbedaan nama atau tujuan pembayaran yang mencurigakan.
3. Jangan Bagikan Kode QR
Kode QR pribadi Anda adalah kunci akses ke rekening atau dompet digital Anda. Jangan pernah membagikan kode QR pribadi kepada siapa pun atau mempostingnya di media sosial.
Hal ini dapat dimanfaatkan oleh penipu untuk mengakses akun Anda dan melakukan transaksi tanpa izin.
Keamanan transaksi digital sangat bergantung pada kesadaran dan kehati-hatian kita sebagai pengguna.
Dengan mengikuti tiga cara di atas, kita dapat mengurangi risiko menjadi korban penipuan Qris.
Selalu update informasi terkini tentang keamanan digital dan jangan ragu untuk bertanya atau mencari bantuan jika menemukan sesuatu yang mencurigakan. Kejahatan terjadi karena ada kesempatan.