Stroke pada dasarnya terjadi karena tersumbat atau pecahnya pembuluh darah yang mengarah ke otak. Stroke bisa terjadi secara tiba-tiba dan bisa menyebabkan cacat permanen atau bahkan kematian. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian. Hal ini tercatat pada Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 bahwa prevalensi stroke mencapai 8,3 per 1000 penduduk di Indonesia.
Disebutkan pula jika stroke menjadi penyakit katastropik ketiga dengan pembiayaan tertinggi mencapai 5,2 triliun Rupiah pada tahun 2023 lalu. Diperkirakan angka-angka inipun akan semakin tinggi jika kesadaran pola hidup sehat tidak lekas dibangun.
Pentingnya Terapi Pada Penderita Stroke Ringan
Serangan stroke dibedakan menjadi dua yakni serangan stroke ringan dan stroke berat. Perbedaan keduanya terletak dari durasi, keparahan, dan potensi kerusakan yang terjadi pada otak. Stroke ringan memiliki gejala yang sifatnya sementara dan akan membaik dalam hitungan menit atau jam. Sedangkan stroke berat sifatnya permanen dengan gejala yang lebih parah.
Namun perlu diingat, gejala stroke ringan yang diabaikan bisa memicu stroke berat. Oleh sebab itu, jika Anda mengalami gejala stroke ringan, sebaiknya lekas lakukan pemeriksaan ke dokter dan ikuti terapi stroke ringan agar kelak tidak berkembang menjadi stroke berat. Kenapa harus melakukan terapi?
Terapi stroke ringan diperlukan untuk menghindari bertambah parahnya gejala yang dialami. Terapi juga ditujukan untuk mencegah gejala stroke muncul di kemudian hari. Perlu diingat, gejala stroke berat dan stroke ringan hampir sama, hal yang membedakan adalah durasi dan gejalanya.
Namun, meskipun gejala stroke ringan hanya muncul dalam hitungan menit atau jam (mati rasa di wajah. lengan atau kaki, penglihatan yang kabur atau kesulitan bicara), gejala tersebut bisa saja memicu stroke berat jika tidak lekas ditangani. Oleh sebab itu, jika Anda mengalami gejala stroke ringan, sebaiknya lekas hubungi dokter untuk mengetahui kondisi dan jenis terapi yang harus dilakukan.
Inilah Pilihan Terapi Penderita Stroke Ringan
Sebelum menentukan diagnosis, dokter melakukan serangkaian pemeriksaan fisik pada pasien. Mulai dari pemeriksaan tanda-tanda vital, frekuensi pernafasan, tekanan darah hingga suhu tubuh. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan saraf mulai dari gerakan mata, gerakan refleks, kekuatan otot dan gerakan tubuh, sistem sensorik tubuh serta ucapan atau bahasa.
Setelah melakukan pemeriksaan fisik dan saraf, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti MRI, USG karotis, arteriografi, CT scan kepala, kateterisasi pembuluh darah otak.
Kapankah Waktu Ideal untuk Latihan?
Jika hasil pemeriksaan menunjukan pasien mengalami gejala stroke ringan, dokter akan memberikan rekomendasi terapi stroke ringan yang fokus utamanya untuk meningkatkan aliran darah ke otak. Berikut beberapa jenis terapi stroke ringan yang direkomendasikan oleh dokter:
Perubahan gaya hidup
Terapi stroke ringan yang paling awal dan paling penting adalah merubah gaya hidup. Perubahan ini sangat efektif mengurangi kemungkinan terjadinya stroke di masa mendatang. Beberapa gaya hidup sehat yang perlu diperhatikan diantaranya:
Mengurangi konsumsi makanan dengan kadar gula tinggi
Mengurangi konsumsi makanan yang digoreng
Mengonsumsi makanan rendah garam, rendah lemak dan yang tinggi serat
Olahraga rutin 30 menit sehari
Tidur cukup minimal 7 jam setiap malam
Mengurangi alkohol
Berhenti Merokok
Mengelola stress
Menurunkan badan (dengan rekomendasi dokter)
Obat anti trombosit
Merubah gaya hidup juga harus diimbangi dengan mengonsumsi obat-obatan medis. Obat-obatan yang sering digunakan sebagai terapi stroke ringan salah satunya obat antiplatelet atau anti trombosit. Obat ini berfungsi untuk mencegah penggumpalan darah yang diakibatkan keping trombosit yang saling menempel. Contoh obat-obatan yang termasuk anti trombosit diantaranya adalah aspirin, prasugrel, clopidogrel, atau obat lain yang direkomendasikan oleh dokter.
Obat antikoagulan
Obat medis lain yang juga sering disertakan sebagai bagian dari terapi stroke ringan adalah obat antikoagulan. Obat ini memiliki kemampuan mencegah pembekuan dan penggumpalan darah sehingga menjaga aliran darah ke otak tetap lancar.
Contoh obat antikoagulan yaitu apixaban, warfarin, dan rivaroxaban. Khusus untuk jenis warfarin, dokter akan melakukan pemeriksaan dan pemantauan yang lebih ketat untuk memastikan dosis yang diberikan kepada pasien sudah tepat.
Obat tekanan darah
Dokter juga akan meresepkan obat antihipertensi bagi pasien yang memiliki tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi mampu memicu munculnya gejala stroke yang lebih berat. Beberapa contoh obat antihipertensi adalah beta-blocker, ace inhibitor, dan diuretik.
Obat statin
Seorang dengan kadar kolesterol tinggi juga memiliki resiko terkena stroke yang lebih berat. Oleh sebab itu mereka disarankan mengkonsumsi statin atau obat penurun kolesterol. Statin mampu mencegah penumpukan kolesterol berlebih yang berisiko menyumbat pembuluh darah otak.
Contoh obat statin yaitu simvastatin, atorvastatin dan atorvastatin.
Prosedur neuro intervensi
Terapi stroke ringan ini dilakukan sebagai prosedur non medis non bedah. Prosedur terapi ini dilakukan dengan cara memasukkan selang kateter ke dalam paha atau selangkangan menuju pembuluh darah yang bermasalah.
Setelah menemukan pembuluh darah yang bermasalah, dokter akan menghancurkan sumbatan tersebut lalu memasang stent atau cincin untuk menjaga aliran darah tetap lancar.
Prosedur operasi
Dokter mungkin menyarankan melakukan endarterektomi karotis. Prosedur ini dilakukan jika arteri karotis yang merupakan pembuluh darah utama mengalami penyumbatan akibat penumpukan lemak. Prosedur ini dilakukan dengan cara membedah atau membuka arteri karotis yang terletak di bagian bagian leher.
Terapi Fisik
Terapi stroke ringan selanjutnya disebut dengan terapi fisik atau fisioterapi. Terapi fisik bisa dilakukan oleh segala umur dan merupakan terapi yang sangat aman dilakukan. Terapi ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan fisik pasien yang telah melemah sejak mengalami serangan stroke. Terapi fisik dilakukan dengan cara melatih kemampuan motorik pasien khususnya yang berhubungan dengan kekuatan otot dan koordinasi tubuh.
Terapi Komunikasi
Salah satu gejala stroke ringan adalah kesulitan berkomunikasi. Memang tidak semuanya, namun kebanyakan gejala stroke ringan membuat seseorang kehilangan kemampuan untuk menulis atau berbicara. Hal ini terjadi karena masalah koordinasi di otak akibat penyumbatan pembuluh darah. Selain itu kesulitan berkomunikasi juga bisa disebabkan gangguan motorik pada area mulut dan lidah.
Penanganan Cedera Olahraga: Penyebab, Jenis-Jenis dan Penanganan yang Tepat
Terapi komunikasi pada pasien stroke ringan difokuskan pada kemampuan berbicara dan berbahasa. Namun jika pasien memiliki gejala stroke yang lebih parah, terapis akan mencari metode lain agar pasien tetap bisa berkomunikasi.
Terapi dengan Teknologi
Selain itu ada terapi teknologi menggunakan perangkat robotik yang bertujuan mendorong bagian tubuh yang lumpuh untuk bergerak secara berulang. Alat ini bertujuan untuk membantu mengembalikan fungsi otot seperti sedia kala.
Selain itu perlu diingat, keberhasilan terapi stroke ringan akan sangat bergantung dari waktu awal terapi sejak munculnya gejala. Idealnya pasien harus mendapatkan terapi dalam waktu 30 hingga 60 menit sejak munculnya gejala stroke. Jika ditangani dalam waktu tepat, kemungkinan untuk sembuh juga semakin cepat dan lebih besar.
Oleh sebab itu jika Anda mengalami gejala stroke, segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan terapi yang tepat.
Layanan Fisioterapi Fitness Indonesia
Fisioterapi merupakan salah satu jenis terapi yang mampu meningkatkan, mempertahankan serta memulihkan kesehatan pasien khususnya yang mengalami gangguan fungsi motorik. Fisioterapi hanya boleh dilakukan oleh tenaga ahli khusus yang disebut dengan fisioterapis. Nantinya mereka yang akan menilai, merencanakan, serta menerapkan program terapi yang harus dilakukan oleh pasien. Dalam prakteknya, fisioterapis akan menggunakan berbagai macam terapi mulai dari terapi gerakan, laser, terapi fisik atau terapi ultrasonografi.
Saat ini fisioterapi bisa dilakukan di Fitness Indonesia. Fitness Indonesia memiliki layanan fisioterapi yang mampu menangani berbagai masalah yang berhubungan dengan gangguan motorik, khususnya yang berhubungan dengan gejala stroke. Layanan fisioterapi Fitness Indonesia dilakukan oleh para fisioterapis ahli. Jadi tak perlu khawatir dengan segala pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan.
Bagi Anda yang mengalami gejala stroke ringan, jangan tunggu sampai gejala tersebut berkembang ke tingkat yang lebih parah. Hubungi tim kami untuk informasi lebih lanjut.