Di blog post sebelumnya, kita telah memulai pembahasan soal dilemma kita, “Apakah lari jarak jauh atau marathon cocok untuk saya?”. Untuk menjawab ini, ada beberapa “dilema mini” yang perlu kita jawab sebelum kita memutuskan apakah memang lari jarak jauh atau marathon cocok untuk kita atau tidak. Salah satunya yang sudah kita bahas adalah, “Apakah lari jarak jauh efektif/bagus dalam memberikan hasil yang kita inginkan?” Saya harap anda sudah menemukan jawabannya sesuai hasil yang anda cari, karena kali ini, kita akan dihadapkan dengan dilema mini yang kedua, “Apakah lari jarak jauh aman dan sehat?”
Dilema #2: Apakah Lari Jarak Jauh Aman dan Sehat?
Walaupun sangat sederhana dan mudah, tidak memerlukan banyak pengetahuan, bimbingan, dan pengalaman soal teknik yang tepat, bukan berarti lari jarak jauh bebas dari resiko. Seperti halnya dengan wujud olahraga lainnya, lari jarak jauh juga memiliki resiko keamanan dan kesehatan yang sebaiknya tidak diabaikan.
Untuk memahami resiko keamanan dari lari jarak jauh, kita hanya perlu melihat dari sejarah asli lari jarak jauh itu sendiri, yaitu marathon.
Sebenarnya, Marathon adalah nama sebuah kota di peradaban Yunani kuno. Pada saat itu, kota ini sedang berperang menghadapi tentara Persia. Ketika pada akhirnya, memenangi peperangan, seorang pembawa pesan dikirim ke Athena. Si pembawa pesan berlari tanpa henti dari Marathon ke Athena. Akhirnya, begitu tiba di tengah-tengah dewan perkumpulan rakyat di Athena, dia menyampaikan pesannya bahwa Marathon telah memenangi peperangan. Tragisnya, sesaat setelah itu, dia jatuh pingsan dan akhirnya meninggal.
Cerita semacam ini pun masih terjadi di zaman modern dimana para peserta event lari jarak jauh, setelah sampai garis finish, langsung jatuh pingsan dan meninggal di tempat. Hal ini disebabkan oleh cardiac arrest dimana jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh. Bagaimana ini bisa terjadi? Mudahnya, kelelahan.
Sebenarnya, jantung dilengkapi dengan otot. Bedanya, kontraksi otot jantung terjadi secara otomatis dan tak sadar karena otot jantung terhubung dengan sistem saraf parasympathetic yang tidak memerlukan sinyal kontraksi dari otak. Namun, seperti otot-otot tubuh lainnya (termasuk yang digerakkan secara sadar melalui sistem saraf sympathetic), dalam kondisi kelelahan, kontraksi otot jantung akan terganggu. Yang bahaya adalah bila kondisi kelelahan ini mencapai tingkat exhaustion dimana otot jantung tidak mampu kontraksi sama sekali. Apa yang terjadi? Jantung berhenti bekerja dan cardiac arrest pun terjadi.
Kapankah Waktu Ideal untuk Latihan?
Maka itu, apabila anda berniat mengikuti event lari jarak jauh atau marathon, persiapkan diri anda secara bertahap, apalagi apabila hidup anda cenderung tidak aktif (sedentary). Dan jangan memaksa apabila memang sudah tak kuat untuk menyelesaikan event lari anda.
Dari segi kesehatan, lari jarak jauh juga memiliki resiko cedera yang perlu anda perhitungkan. Selama ini, banyak orang cenderung melupakan resiko cedera dari lari jarak jauh mengingat olahraga ini sangat mudah dan sederhana, hanya berlari saja tanpa ada kontak fisik atau gerakan yang explosive. Namun, lari jarak jauh, apabila tidak diaplikasikan dengan benar dalam rutinitas olahraga anda, akan membawa resiko cedera kronis yang gawat. Resiko cedera kronis yang dimaksud adalah cedera lutut kronis (knee tendinitis). Asal usul dari cedera kronis ini adalah sebagai berikut.
Ketika anda berlari, sebenarnya ada hentakan setiap kali anda melangkah dan mendaratkan kaki depan anda ke permukaan tanah. Pada saat ini, tekanan pada kaki depan anda sangatlah besar (bisa mencapai 3 kali berat badan anda). Apa yang terjadi apabila struktur otot kaki anda (otot paha depan, quadriceps terutama) tidak cukup kuat untuk menahan tekanan sebesar ini berulang kali setiap kali anda melangkah? Tekanan ini harus ditanggung oleh struktur sendi lutut anda (lebih tepatnya, ligamen dan kartilago/tulang rawan pada sendi lutut anda).
Yang terjadi kemudian, apabila sendi lutut anda harus terus menerus menahan tekanan yang besar dalam jangka panjang (berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun), adalah kerusakan pada ligamen dan kartilago ini. Cepat atau lambat, hal ini akan berujung pada knee tendinitis dimana anda akan mengalami sakit kronis pada lutut anda, bahkan ketika berdiri atau jalan sekalipun.
Pengetahuan Nutrisi Mendasar tapi Penting
Namun, bukan berarti hal ini tak bisa dihindari. Ingat bahwa hal ini terjadi karena struktur otot kaki anda yang tidak kuat menunjang aktifitas lari jarak jauh anda. Maka itu, pastikan struktur otot kaki anda cukup kuat untuk mengurangi tekanan pada sendi lutut anda. Bagaimana caranya agar struktur otot kaki anda kuat? Mudah saja, latihan beban, khususnya latihan yang satu ini (yang tidak saja mampu menjaga kesehatan sendi lutut anda, tapi juga membantu anda membakar lemak dan melangsingkan badan – sekali dayung 2 pulau terlewati bukan?).
Intinya disini bukanlah lari jarak jauh mutlak tidak aman dan sehat, tapi seperti wujud olahraga lainnya, apabila tidak dilakukan dengan kondisi yang tepat, lari jarak jauh bisa membawa efek negatif pada kesehatan dan keamanan anda. Jadi, walaupun lari jarak jauh tampak sederhana dan mudah, tetap perlu ada perhitungan dalam melakukannya, apalagi jika anda berniat menekuninya dengan konsisten dalam jangka panjang.
Jadi, kembali lagi pertanyaannya ke anda. Apakah lari jarak jauh atau marathon sehat dan aman untuk anda? Bagaimana jawaban anda? Tidak apa jika anda perlu lebih banyak waktu untuk memikirkan jawabannya, tapi pastikan anda menjawabnya sebelum blog post berikutnya, masih soal dilema lari jarak jauh/marathon. Sampai blog post berikutnya, tetaplah berolahraga dengan cara yang aman dan sehat.