5 Jenis Terapi Cedera Olahraga beserta Contohnya


Jenis Terapi Cedera Olahraga beserta Contohnya

Bagi para atlet, cedera olahraga adalah mimpi buruk yang mampu membuat karirnya meredup. Namun sebenarnya, cedera olahraga bisa dialami siapapun, tak hanya seorang atlet. Mereka yang menjalani aktivitas fisik berlebihan, kurang pemanasan, menggunakan alat olahraga yang tidak sesuai, atau melakukan gerakan olahraga yang salah juga berpotensi mengalami cedera. Bagi Anda yang suka berolahraga, wajib untuk mengetahui berbagai terapi cedera olahraga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Mengenal Cedera Olahraga

Cedera olahraga ditandai dengan rasa sakit yang diakibatkan dari pembengkakan, memar, kram, atau kerusakan pada otot, sendi, atau bagian tubuh lainnya. Cedera ini tak mengenal usia sehingga bisa terjadi pada siapapun baik anak kecil maupun orang dewasa. 

Cedera olahraga dibagi menjadi dua berdasar dari penyebabnya yaitu overuse injury (cedera yang terjadi karena gerakan berulang yang terlalu cepat atau terlalu banyak) dan traumatic injury (cedera karena benturan atau gerak tubuh yang melebihi dari kemampuan).

Jenis-Jenis Cedera Olahraga

Kebanyakan orang mengira cedera olahraga hanya keseleo dan terkilir, padahal tidak. Ada banyak jenis cedera olahraga berdasarkan dari dua penyebab (overuse injury dan traumatic injury) diatas, berikut diantaranya: 

1. Patah Tulang

Patah tulang terjadi karena benturan keras yang terjadi secara tiba-tiba. Baik itu benturan antar individu, atau benturan antara olahragawan dengan sesuatu yang keras. 

2. Robekan Tulang Rawan

Cedera ini bisa terjadi akibat gerakan memutar pada persendian (lutut dan bahu) yang berlebihan atau secara tiba-tiba. Robekan pada tulang rawan akan menyebabkan bengkak, kekakuan, rasa nyeri, hingga kesulitan untuk bergerak. 

  MASIH MENGEJAR BERAT BADAN IDEAL?

3. Gegar Otak

Gegar otak merupakan cedera yang disebabkan oleh sentakan atau benturan keras di kepala. Gejala yang muncul bervariasi seperti pusing, sakit kepala, masalah keseimbangan, atau kebingungan. Jenis olahraga yang berisiko tinggi terhadap cedera ini antara lain hoki, rugbi, dan sepakbola. 

4. Dislokasi

Cedera ini disebabkan oleh benturan keras atau peregangan yang berlebihan saat olahraga. Dislokasi terjadi saat ujung tulang bergerak keluar dari posisinya yang normal. Cedera ini membutuhkan penanganan medis segera dan tidak disarankan untuk mencoba mengembalikannya sendiri. 

5. Tendonitis

Cedera ini sering terjadi pada atlet yang melakukan gerakan berulang dari waktu ke waktu seperti melompat, mengayun, atau melempar. Tendonitis seringkali terjadi pada area persendian seperti bahu, lutut, siku, dan tumit. 

6. Terkilir atau Keseleo

Ini adalah jenis cedera yang paling sering terjadi. Terkilir terjadi saat ligamen meregang terlalu banyak atau bahkan robek. Cedera ini sering terjadi di area persendian seperti lutut, kaki, dan pergelangan tangan. 

7. Strain

Strain merupakan istilah cedera untuk penarikan, peregangan, atau robekan yang terjadi pada tendon atau otot. Cedera ini seringkali terjadi akibat otot bekerja saat kaku, gerakan yang tiba-tiba, atau teknik olahraga yang kurang tepat. Strain 

8. Cedera Hamstring

Ini adalah cedera yang terjadi karena robekan atau tarikan pada otot di paha belakang. Jenis cedera ini sering terjadi pada olahraga yang melibatkan gerakan seperti melompat, lari cepat, atau perubahan arah yang mendadak. 

9. Kram Otot

Cedera ini terjadi karena pemanasan yang kurang maksimal. Kram otot seringkali terjadi dalam waktu singkat, dengan menghentikan aktivitas, melakukan pijatan ringan, atau meregangkan otot secara perlahan. 

10. Cedera Bahu

Cedera bahu seringkali terjadi karena benturan langsung atau gerakan berulang. Cedera ini mengakibatkan munculnya rasa sakit pada bahu hingga ke pergelangan tangan. 

11. Cedera Lutut

Cedera lutut bisa terjadi karena otot yang meregang atau robek. Penyebabnya adalah gerakan yang mendadak, benturan, atau putaran. Gejala cedera lutut meliputi bengkak, nyeri yang hebat, kesulitan bergerak, dan kehilangan kestabilan. 

  Cara Penanganan atau Terapi Bagi Penderita Lutut Sakit

Terapi Cedera Olahraga

Ada banyak jenis cedera olahraga, dan begitu pula dengan penanganannya. Untuk cedera olahraga ringan bisa dilakukan metode RICE (Rest, Ice, Compression, dan Elevation) untuk menghilangkan rasa sakit secara sementara, mengurangi pembengkakan, serta mempercepat penyembuhan. Namun jika masih belum membaik atau memang pada dasarnya sudah parah, berkonsultasi dengan tim medis khususnya dokter spesialis ortopedi adalah pilihan yang tepat. Tim dokter biasanya akan memberikan beberapa tindakan medis seperti dibawah ini: 

1. Pemberian Obat-Obatan

Untuk mengurangi rasa sakit, dokter akan meresepkan obat anti inflamasi non steroid seperti ibuprofen atau aspirin. Jenis obat ini juga membantu meredakan pembengkakan dan peradangan.

2. Imobilisasi

Teknik ini ditujukan untuk menstabilkan cedera, membantu proses penyembuhan, serta mencegah keparahan yang lebih lanjut. Imobilisasi merupakan teknik pengobatan menggunakan gips, sling, atau splint untuk menangani cedera sendi, patah tulang, atau cedera tulang belakang. 

3. Operasi

Pada beberapa kasus, operasi menjadi pilihan utama untuk memperbaiki cedera. Khususnya cedera seperti tendon robek, cedera ligamen, atau patah tulang. 

4. Terapi

Ada banyak jenis terapi cedera olahraga. Diantaranya adalah cold therapy (untuk mengatasi nyeri lutut, nyeri sendi, sprain, strain, dan sprain), ultrasound therapy (memperbaiki impingement akar saraf dan penyembuhan pasca cedera), electro therapy (menstimulasi saraf motorik),  terapi latihan fungsional (mengembalikan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot, menyeimbangkan tubuh, serta mempercepat pemulihan).

5. Rehabilitasi

Setelah tahapan pengobatan selesai, tahap terakhir adalah rehabilitasi. Pada tahapan ini, bagian tubuh yang cedera akan dilatih perlahan untuk mengembalikan fungsinya. Agar tidak terjadi cedera berulang, rehabilitasi harus dilakukan step by step, tidak boleh terburu-buru. 

Penangan cedera olahraga terbaik bisa Anda dapatkan di layanan fisioterapi Fitness Indonesia. Disini Anda akan mendapatkan layanan konsultasi, pemeriksaan, pengawasan latihan, serta pemberian arahan latihan yang sesuai dengan kondisi pasien. 

Jadi, jangan tunggu lama! Dengan layanan terapi cedera olahraga yang tepat, Anda bisa mempercepat pemulihan dan mencegah kemungkinan cedera berulang.

Related posts:

Baca Juga :  7 Tips Belanja Online Agar Hemat Saat Ramadan dan Lebaran